Kamis, 04 Juli 2013

Memori nasi goreng


Malam ini ika makan malam menu nasi goreng, menu ini kayaknya sudah sangat familiar buat ika sebagai anak kos. Malam ini ika makan nasi goreng sendirian ditemani sayup – sayup suara musik dari laptop ika.  Disamping buatnya cepat, porsinya banyak dan harga nya pun nggak menguras kantong. 
Sejenak ika teringat memori nasi goreng, dulu sebelum ika merantau. Bapak sama ibu ika ngasih kompensasi begadang Cuma untuk hari sabtu saja. Kalau hari biasa, bapak sama ibu suka negur ika kalau ika belum tidur diatas jam 10 malam. Kebiasaan bapak sama ibu kalau malam, suka nengok ke kamar ika buat memastikan kalau ika sudah tidur, betulin letak selimut ika dan suka ngecek obat nyamuk (secara kamar  ika yang dekat dengan kebun, jadinya banyak nyamuk nakal yang gigit ika). Kalau sabtu malam minggu dan kebetulan ibu kerja shift sore yang pulang nya jam setengah 12 malam, ika biasanya suka nungguin ibu pulang sambil nonton TV sendirian. Yaiyalah, bapak ika kan kalau malam suka nongkrong di warung kopi dekat rumah sambil jemput ibu. Bapak lumayan gaul juga, suka nongkrong dan sepertinya nongkrong sudah jadi kebutuhan buat bapak. Malah lebih oke nya lagi nie, bapak yang lebih kenal anak – anak muda cowok yang sepantaran ika. Weleh – weleh... dari nongkrong biasanya bapak malah punya banyak relasi dan bapak jadi sering punya orderan karena lebih dekat dengan pengguna jasa nya. Jadi bisa dipastiin, walau sudah tua bapak masih banyak orderan untuk bangun rumah. Bapak suka update info tentang kehidupan anak muda (secara anak gadisnya ini sedang beranjak dewasa), jadinya ika kalau ngobrol sama bapak banyak nyambungnya dan obrolannya pun bagaikan seorang sahabat. Yah, itulah salah satu cara bapak ika buat masuk ke dunia nya ika.
Biasanya ika masih terjaga dari acara nonton TV di malam minggu hingga larut malam, ibu biasanya pulang membawa nasi goreng 2 porsi. Ibu tahu banget kalau ika suka kelaparan kalau tengah malam masih begadang. Porsi nasi goreng dekat rumah ugal – ugalan alias banyak banget. Apalagi kalau sudah tengah malam, kami hanya makan untuk mengganjal isi perut saja, maka dengan nasi goreng 2 porsi tersebut kami makan bertiga. Yah, makan malam bertiga di depan TV tengah malam disambi dengan cerita – cerita dari kami bertiga. Sebagai anak rantau, ika sangat merindukan moment seperti ini. Apapun makanannya kalau kita menikmatinnya dengan orang yang kita cintai, akan terasa nikmat dan quality time bersama keluarga yang nggak bisa dibeli dengan apapun.
Kini ika sudah beranjak dewasa dan hidup jauh dari bapak sama ibu, ika hidup mandiri di tanah rantau dan menjalankan segala aktivitas secara mandiri. Secuil memori – memori kebersamaan dengan bapak sama ibu, obat rindu dikala ika merasa kangen. Ika nggak bisa senantiasa bertemu dengan bapak sama ibu, walau kami tak bertatap muka namun hati dan pikiran ika selalu tertuju ke mereka. Bapak sama ibu selalu ada dalam setiap doa ika. 

Banyuwangi
22:34 


Tulisan ini diikutsertakan dalam #TantanganMenulis tema ke-8

Tidak ada komentar:

Posting Komentar