Selasa, 03 Maret 2015

Untukmu, lelaki jazz





Hai Mas Zen,

Semakin mendekati UAS, semakin susah variasi soal yang diberikan guru ku di sekolah. Kedekatanmu dengan bapakku, hingga membuat bapak ku minta kamu untuk jadi tentor belajar ku. Aku sudah menolak ke bapakku karena aku masih mampu dan nggak perlu tentor. Tapi bapakku tetap kekeuh dan akhirnya aku mengalah untuk meminta bantuanmu menyelesaikan beberapa soal dari guru ku.

Kecintaanmu pada dunia mesin membawa mu hingga menjadi pegawai salah satu perusahaan service oil milik asing dengan perjalanan karir yang luar biasa. Bekerja di bidang mechanical bagimu bukan hanya berjibaku dengan benda mati tapi bagimu dunia mesin adalah hobi dan dunia yang tak habis nya membuat mu selalu ingin belajar dan menaklukannya. Kamu lah yang mengajarkan ku akan keuletan dan kerja keras. Passion dan kerja keras mu mengantarkan pencapaian mimpimu.


Setiap pagi lantunan music yang menggema dari kamar mu play list lagu nya tompi dan maliq n d’essential. Tak jarang kamu pun ikut mendendangkan lirik lagu tersebut. Jika kamu Tanya aliran music apa kesukaanmu, pasti dengan mantap akan ku jawab jazz. Musik jazz bagaikan candu bagi mu, tak hanya hapal setiap lirik lagunya bahkan kamu pun mahir memainkan flute (cara mu untuk belajar saxophone). Dari mu, aku mengenal music genre ini, bahkan sampai saat ini alunan lagu dari maliq n d’essential masih setia menemaniku bekerja. Saat kamu bercerita tentang jazz, sorot mata mu benar – benar berbinar. Pemain – pemain saxophone asing pun kamu hapal di luar kepala. Ini kah yang dinamakan cinta terhadap suatu genre musik? Mungkin jika aku meminta mu menceritakan sejarah tentang musik ini, kamu akan dengan senang hati menceritakannya padaku.

Saat aku mulai meragu untuk melanjutkan kuliah, kamu lah yang paling semangat mem-brain storming ku betapa pentingnya kuliah. Kamu lah yang paling semangat ketika pengumuman SNMPTN, bahkan saat aku gagal ujian tersebut, kamu menyemangati ku dengan mem-brain storming ¬ku dengan menceritakan betapa banyak kelebihannya kampus alternative yang kusodorkan padamu. Kamu yang meyakinkanku bahwa uang bukan persoalan untuk nggak kuliah, dan kamu meyakinkanku juga bahwa di kampusku nanti akan banyak beasiswa. Kamu juga yang meyakinkan ku bahwa jurusan yang aku pilih nota bene banyak kaum adamnya akan ber-prospek bagus untuk masa depanku. Kamu tak hanya meyakinkanku untuk tetap lanjut kuliah, tapi kamu juga lah yang meyakinkan bapakku untuk tetap mendukungku kuliah. Mas, kamu ikut andil besar atas pencapaian ku sekarang. Bahkan, aku bisa lulus kuliah dengan predikat cumlaud dengan beasiswa penuh dari beberapa instansi pemerintahan.

Hijrah ke Surabaya, disaat bersamaan kamu ditugaskan ke kota lain, kamu pun hijrah dari kota ku. Terakhir kita bersua, di penghujung tahun 2009. Kamu datang ke kota ku dan mengabarkan hendak menikah. Aku sungguh bahagia atas berita bahagia mu mas. Sebelum wisuda, aku mendapat tawaran pekerjaan di kotamu. Entah mengapa aku begitu yakin untuk menerima tawaran kerja tersebut. Ku beri tahu ya, ada misi dari sekian alasan kenapa aku memilih kota mu untuk persinggahan. Aku ingin bertemu denganmu, ingin ku ucapkan rasa terima kasih ku atas semua bantuanmu. Namun hingga tahun terakhir ku di kota mu, aku tak kunjung juga dipertemukan dengan mu. Aku percaya, jika kita berjodoh untuk bertemu, dengan cara  Tuhan akan mempertemukan kita kembali.

Terima kasih atas support yang sudah kamu berikan kepadaku dan keluarga ku. Semoga Tuhan selalu melindungi mu dan keluarga kecilmu.




Banyuwangi, 03 Maret 2015
Adekmu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar