Rabu, 10 April 2013

Nama kita sama "TYAS"

Dia murid yang paling hebat yang saya kenal. Sejak dia duduk dibangku kelas 4 SD, saya menemaninya belajar seminggu 4 kali pertemuan. Dia namanya "TYAS NUR AZIZAH". Dek tyas sudah saya anggap seperti adek saya sendiri, begitu pula keluarga besarnya. Saya menganggap dek tyas bukan hanya sekedar hubungan guru dan murid saja, namun saya berusaha memposisikannya sebagai figur kakak, sahabat dan gurunya.
Setiap kedatangan saya ke rumah tersebut, bagi saya rumah itu rumah kedua saya selama di Surabaya. Berbagai ekspresinya dek tyas ketika membukakan pintu dan menyambut kedatangan saya. Sedih, Senang, Jutek bahkan sembab dan itu tergantung mood nya. Pelajaran yang sangat disukainya yaitu pelajaran IPA karena penerapan nya langsung bisa ia lihat disekitarnya. Kalau sudah membahas pelajaran matematika, wuihh harus berulang - ulang  agar dia benar paham. Dan hebatnya, dek tyas tak pernah menampakkan sikap capeknya dan dia tetap semangat walaupun waktu sudah menunjukkan larut malam. Salut sama perjuangannya adek saya ini.
Kegiatan rutin kami setelah belajar yaitu makan malam bareng. Dan enaknya bisa ditemani dek tyas makan bahkan tak jarang sesi makan kami jadikan sesi curhat dan belajar mengenal satu sama lainnya.
Seiring berjalannya waktu, dek tyas sudah kelas 6 SD dan itu berarti dia akan menghadapi UNAS. Pada kondisi ini, saya juga sedang mengerjakan Tugas Akhir saya. Gejala keanehan ini mulai muncul, hampir setiap hari dek tyas mual dan muntah, setelah diperiksakan ke dokter hasilnya tak ada penyakit dan hanya stress karena memikirkan ketakutan UNAS. Hampir tiap malam dek tyas enggan untuk makan karena dia sudah terlalu capek karena setiap dia makan, dia akan muntah. Itu gejala pertamanya.
Saya beranggapan kalau dia sakit maag. Dan setelah diperiksakan ke dokter hasilnya tetap sama, tak ada penyakit dan hanya stress. UNAS semakin dekat, saya mulai mengulang - ulang soal dengan konsep yang sama namun berbeda kondisi. Dalam satu dua hari dia ingat dan bisa mengerjakannya, namun dalam seminggu kemudian dia akan lupa. Saya berasumsi bahwa ini kondisi yang wajar untuk anak - anak dan butuh pengajaran pengingat berulang - ulang lagi. Namun itulah gejala kedua.
Seusai UNAS, saya memutuskan untuk fokus dengan Tugas Akhir saya karena kurang 2 bulan lagi saya harus menghadapi Sidang Tugas Akhir. Dan hari terakhir UNAS itulah hari terakhir saya dengannya. Walau sudah tak belajar bersama, kami masih saling memberi kabar. Dan kabar terakhir yang saya dapatkan dari ibu nya dek tyas, dek tyas alhamdulillah baik2 saja.
Tanggal 25 Desember 2012, saya mendapatkan kabar dari teman bahwa dek tyas meninggal dunia karena tumor otak. Saya shock, sedih dan sangat merasa kehilangan. Akhirnya saya telpon ibunya dek tyas,
"mbak ika, Tyas nggak ada mbak. Tyas nyari - nyari mbak ika dan ibu bilang kalau mbak ika sekarang kerja di luar pulau dan nggak bisa ketemu tyas. Tyas kena tumor otak mbak. Sebulan yang lalu tyas mulai sering pingsan dan setelah di rontgent hasilnya mengidap tumor otak mbak. Bu ninuk sudah nyuruh tyas buat les lagi, tapi tyas nya nggak mau, maunya sama mbak ika. Tumor nya tyas sudah ganas dan harus dioperasi. Kemarin operasi dan karena letaknya tumor di antara syarafnya dan susah untuk diambil. Akhirnya tyas pendarahan dan setelah operasi 8 jam akhirnya nyawanya tyas nggak dapat ditolong. Maafin kesalahan tyas ya mbak"
Suara itu terdengar sangat parau dan isak tangis mengiri ceritanya. Sungguh tak kuasa mendengarnya. Dek tyas kini kau meninggalkan ku untuk selamanya. Dan kamu akan selalu ku kenang dan nama kita sama - sama ada "tyas" dek.
Kami saling menyemangati ketika down. Sholat berjamaah di rumah maupun di masjid "Ar Ridho". Kamu suka banget sama kucing maupun hamster. Ahh. Dek tyas, tak akan ada habisnya jika kutuliskan cerita tentang kita.

Waktu terasa semakin berlalu
Tinggalkan cerita tentang kita

Akan tiada lagi kini tawamu
Tuk hapuskan semua sepi di hati


Ada cerita tentang aku dan dia
Dan kita bersama saat dulu kala
Ada cerita tentang masa yang indah
Saat kita berduka saat kita tertawa

Peterpan - Semua Tentang Kita


Tidak ada komentar:

Posting Komentar