Jumat, 26 September 2014

Lagu Osing

Lagu Osing merupakan lagu - lagu khas Banyuwangi yang menggunakan bahasa osing. Bahasa osing yaitu bahasa daerah asli dari suku osing di Banyuwangi. Dalam rangka misi pengembangan pariwisata Banyuwangi, lagu osing ini juga ikut andil. Saat kita nyebrang menggunakan kapal feri Ketapang - Gilimanuk sepanjang perjalanan yang diputar lagu - lagu osing. Saat kita naik kereta Banyuwangi - Surabaya KA Mutiara Timur, sepanjang perjalanan yang diputar juga video lagu - lagu osing. Saat kita naik bus Banyuwang - Probolinggo, sepanjang perjalanan para pengamen maupun petugas bus yang diputar lagu - lagu osing. Saat kita makan di warung - warung di Banyuwangi yang kita dengarkan juga lagu osing. "Lagu Osing Everywhere"
Di ruang kerja kantor saya pun juga kena demam lagu osing, ada salah satu rekan kerja saya yang seriiinnggg banget muterin lagu osing dan nggak jarang satu hari penuh yang diputerin lagu osing. Hampir semua orang mulai dari anak - anak sampai orang dewasa di dekat rumah kos saya suka banget dan hafal betul lagu - lagu osing.
Dan saat saya pulang ke rumah Gresik, seperti biasa bapak saya memutar radio channel lagu campursari di salah satu radio surabaya dan pemirsaaa lagu - lagu osing pun juga diputar di radio ini. Good Job (y)
Dan manfaat yang saya rasakan sebagai pendatang di Banyuwangi yaitu bisa belajar bahasa osing lewat lagu.
Berikut lagu - lagu osing yang top chart (yang sering diputer):


Selasa, 23 September 2014

Festival Rujak Soto

Tanggal 20 September 2014 kemarin Banyuwangi lagi punya acara besar - besaran salah satu nya Festival Rujak Soto. Sebelum saya cerita lebih detail untuk kegiatan tersebut, saya mau sharing untuk resep dan cara pembuatan rujak soto tersebut.

Bahan Rujak :

kangkung 1 ikat, siangi, rebus
kacang panjang 50 gram, potong, rebus
taoge 100 gram, siangi
cingur (mulut dan hidung sapi) 100 gram, rebus, goreng, potong
tahu 2 buah, goreng, potong
tempe 5 buah, goreng, potong
mentimun 1 buah, kupas dan potong
kacang tanah 100 gram, goreng
lontong 1 buah, siap beli, potong
pisang batu 2 buah
kerupuk udang 50 gram, goreng
kerupuk melinjo 50 gram , goreng
gula merah sisir 1 sendok teh
garam secukupnya
air asam secukupnya
petis udang 50 gram
air secukupnya

Bahan Soto :

daging sapi 250 gram
jaroan sapi (usus, paru, babat) 250 gram, rebus, buang airnya
air secukupnya
seledri 2 batang, iris tipis
bawang perai 2 batang, iris tipis
bawang goreng secukupnya
minyak goreng 2 sendok makan
lengkuas 2 cm, memarkan
daun jeruk 5 lembar
serai 2 tangkai, memarkan
Bumbu dihaluskan :
bawang merah 7 butir
bawang putih 5 siung
kunyit 2 cm
jahe 2 cm
kemiri 4 butir
merica 10 butir

Cara Memasak Rujak Soto khas Banyuwangi :

1. Bumbu rujak : Haluskan kacang tanah, pisang batu, gula merah, air asam, garam dan petis. Tuang air secukupnya, aduk rata. Sisihkan.
2. Rebus air dan daging hingga mendidih dan daging lunak. Angkat daging dan potong sesuai selera.
3. Panaskan minyak, tumis bumbu halus, daun jeruk, lengkuas dan serai hingga harum. Masukkan bawang perai, aduk rata.
4. Masukkan jeroan dan daging ke dalam bumbu tumis, masak hingga bumbu meresap.
5. Tuang air rebusan daging, masak hingga mendidih dan bumbu meresap. Kecilkan api.
6. Atur semua bahan rujak di atas piring saji.
7. Tambahkan bumbu rujak secukupnya.
8. Tambahkan daun seledri dan bawang goreng, tuang soto secukupnya. Sajikan dengan kerupuk udang dan melinjo.
sumber
Rujak Soto merupakan makanan khas Banyuwangi. Di kegiatan Festival Rujak Soto banyak diliput media lokal maupun ibukota. Kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya untuk promosi wisata Banyuwangi. Saat saya berkunjung ke tempat ini kebetulan ada Pak Bupati dan Putri Indonesia yang baru selesai melakukan acara pers conference untuk kegiatan Festival Rujak Soto, Banyuwangi Batik Festival dan Banyuwangi Art Week. Saya beruntung pengunjung umum belum begitu membludak dan kebanyakan pengunjung dari teman - teman wartawan dari Pers.
*peserta*
Di Festival Rujak Soto juga ada demo masak dari salah satu koki.
*demo masak*
*Rujak Soto*
Kostum yang dipakai peserta di Festival Rujak Soto beraneka ragam dan yang paling unik menurut saya Kostum Seblang dan Gatot Kaca.
*seblang*
Untuk mengiringi kegiatan Festival tersebut juga terdapat kelompok pemain angklung.
*angklung*
*angklung*


*peserta*

*peserta*

*peserta*
Setelah muter - muter ke beberapa peserta, saya tidak menemukan penjual Rujak Soto Langganan saya. Dan ke-hebring-an festival ini ternyata masih berlanjut di keesokan harinya.
Saat hari minggu keesokan nya saya beli makanan seperti biasa di warung langganan saya "Pondok Rujak Soto" yang berlokasi di Sukowidi. Tak seperti biasanya, warung ini mendadak ruamee pembeli dan dengan bersemangat ibu penjualnya cerita ke saya
"wah mbak, sampean telat belinya. Barusan ada pak bupati dan rombongan artis kesini makan rujak soto dan semua yang makan tadi dibayarin sama bapaknya."
"Alhamdulillah dong bu bisa rame warung nya plus ketemu artis"
"iyaa mbak. tadi  juga foto-foto"
"berarti makanan saya gratis donk bu.." insting gratisan saya mulai muncul. hehe
"ya nggak mbak. Kan udah nggak ada pak bupatinya :P"
Semoga festival - festival yang diadakan di Banyuwangi bisa membawa manfaat untuk warga nya.
#VisitBanyuwangi

Senin, 22 September 2014

Bukit Bintang (Paltuding-Kawah Ijen)

Minggu lalu saya ditugaskan dinas ke jember untuk perihal keperluan kantor. Setelah urusan kami di jember berhasil, saat perjalanan pulang kami mengapresiasi diri dengan mini liburan, dalam perjalanan pulang saya mengusulkan untuk mengambil rute lewat bondowoso dan jarak tempuhnya juga agak jauh jadinya. Tujuan mini liburan kami kali ini "Paltuding-Kawah Ijen" dan dua rekan kerja saya akhirnya setuju mengambil rute tersebut. Kami meninggalkan jember jam 4 sore. Karena awal nya tidak ada tujuan ke tempat tersebut, akhirnya kita agak berputar arah kembali ke bondowoso. Saat sampai bondowoso sudah waktu maghrib, sehingga saat memasuki area perkebunan matahari sudah tak menampakkan sinarnya. Perjalanan dari bondowoso menuju kawah ijen, sepanjang perjalanan kanan - kiri jalan perkebunan milik negara. Pohon - pohon yang akan kita lewati beraneka ragam, mulai dari Pohon Pinus, Karet, Kopi, dll. Karena sudah malam, yang melewati jalanan tersebut pun hanya mobil kami.
*rute menuju kawah ijen* - sumber

Saat memasuki area perkebunan, kita akan melewati 3 pos satpam, saat sampai di pos satpam pertama kita akan banyak bertemu dengan backpacker yang istirahat sebelum melajutkan perjalanan ke kawah ijen sehingga tak jarang jika kita menemukan banyak pengunjung yang membuat api unggun. Di tempat ini juga pun juga tersedia bensin eceran dan kamar mandi untuk emergency pengunjung.
Saat melewati pos satpam yang kedua, kita memasuki perumahan karyawan perkebunan. Saat melewati perkampungan ini, rasanya tenang, damai dan tentram banget. Daerah ini kalo nggak salah namanya sempol. Anehnya walaupun susah sinyal, tapi tetap banyak yang jualan pulsa di daerah ini.
Saat memasuki pos satpam yang ketiga, perjalan kita sudah dekat dengan kawah ijen dan sampailah kita di paltuding.
Saya menamakan tempat ini bukit bintang, disini saat mata kita menatap langit. Sepanjang mata memandang terpampang jelas hamparan bintang dan di tempat ini jarak antara langit dan kita terasaa dekattt banget. 
*kawah ijen*blue fire*bukit bintang* - sumber
Saya begitu excited dan hebring banget dalam perjalanan kali ini. Saat sampai paltuding kami istirahat di kedai penjual makanan teman rekan saya. Saya memesan segelas susu coklat hangat dan dua rekan saya memesan segelas kopi. Dan minuman tersebut terasa sangat istimewa banget kalau kita meminumnya disini. Karena begitu bersemangat sekali saya di Paltuding, saya pun nggak merasakan sama sekali kedinginan sedangkan 2 rekan saya sudah menggigil kedingan padahal mereka memakai wearpack.Pehh...
Saat kami singgah kami bertemu dengan sekelompok wisatawan dari perancis dan sekelompok pecinta alam yang hendak naik ke kawah ijen. 
Kami ke tempat ini masih menggunakan baju formal ala seragam kami seperti biasanya. Saya pun masih menggunakan kemeja dan rok hitam saya , dan spontan saya pun menjadi pusat perhatian mas - mas yang hendak mendaki, secara mereka memakai jaket tebal, penutup tangan, syal, topi dan atribut pendakian lainnya. Mereka hanya bisa tertawa saja, mungkin dalam hati mereka "mbak ini opo yo nggak salah kostum." haha...
Tunggu cerita saya selanjutnya untuk pendakian ke kawah ijen yaa....
#VisitBanyuwangi

Wisata Perkebunan Kali Bendo

Akhirnya saya menemukan tempat yang bagus untuk menghabiskan akhir pekan. Saya kali ini ingin menguji andrenalin keberanian saya dalam berpetualang, saya memutuskan untuk Solo Traveling ke Perkebunan Kali Bendo, setelah nyasar berkali - kali akhirnya saya menemukan air terjun tersembunyi, Yup air terjun bendo.
*air terjun bendo*
Seperti biasa saya berjelajah ke tempat baru ini dengan sepeda kesayangan saya. Air Terjun Bendo terletak di daerah Perkebunan Kali Bendo, Kec. Glagah, Kab. Banyuwangi. Lama perjalanan dari Banyuwangi Kota ke tempat ini 30 menit. 
*Pintu Masuk Perkebunan Kali Bendo*
Dengan PeDe nya saya berjalan mengikuti jalan aspal di Perkebunan ini dan akhirnya saya malah nyasar ke Pabrik Perkebunan. Itu ke - nyasaran pertama. Saya memutuskan bertanya ke ibu - ibu yang bekerja di Perkebunan tersebut. Dan karena saya baru pertama kali ke tempat ini, saya tidak paham apa yang dijelaskan ibu tersebut untuk jalanan yang dimaksud. Akhirnya saya memutuskan untuk istirahat dan sholat dhuhur dulu di masjid perkebunan ini. Burrr.....air nyaa sueger banget. Untuk kali ini, Allah sangat me-ridhoi mbolang saya. Saya dipertemukan dengan anak sekolah yang sedang sholat di masjid tersebut juga. Karena jalan pulang mereka ke rumah dengan jalan menuju wisata tersebut satu arah, mereka berbaik hati mengantarkan saya ke pintu masuk tempat wisata tersebut.
Di perkebunan kali bendo sendiri terdapat perkebunan kopi, karet dan cengkeh. Tiket masuk ke wisata sungai dan air terjun bendo sebesar Rp.3.000/orang. Karena tidak ada jalan petunjuk menuju lokasi wisata sungai, petugas tiket memberi arahan jalannya. Saat masuk dari loket kita akan disambut tanah lapangan yang biasa digunakan untuk kemah dan kebetulan hari itu ada sekolah yang sedang kemah.
*lapangan kemah*
Jalan menuju wisata sungai sangat menanjak dan puluhan anak tangga harus kita lewati. Saran saya kalau mau berjelajah ke tempat ini makan dulu deh.. Di kanan kiri jalan anak tangga ada banyak pohon karet tumbuh rindang.
*anak tangga pertama*
Di penghujung anak tangga pertama kita akan bertemu dengan wisata sungai. Banyak penjual makanan yang berjualan di area ini.
*jumlah anak tangga pertama*
Setelah melewati anak tangga pertama, kita akan menemukan papan penyemangat tersebut. Jumlah anak tangga pertama sebanyak 145 step. Hayukk... yang mau sehat boleh dicoba naik turun anak tangga di tempat ini.
Dengan PeDe nya saya mengikuti anak tangga kedua yang menuju ke atas bukit tanpa bertanya dulu ke warga sekitar.
*anak tangga kedua*
Saat sudah sampai di penghujung anak tangga kedua, kita akan bertemu dengan Perkebunan karet. Saat sampai bukit, nafas saya sudah putus nyambung dan mata berkunang- kunang. Saya memutuskan untuk istirahat sejenak. Karena banyak cabang jalan di tempat ini dan sangat sepi, akhirnya saya memutuskan untuk bertanya dengan pegawai di perkebunan tersebut, dan oh mennn... ternyata letaknya air terjun itu di bawah daerah penghujung anak tangga pertama. Yupp.. ke-nyasaran kedua.
Di perjalanan saya menuruni anak tangga kedua, saya bertemu dengan karyawan perkebunan yang pulang bekerja. 
"Dari mana bu?"
"Ini baru pulang kerja, mau pulang ke rumah."
Emang di atas bukit ada rumah yaa..karena penasaran saya ngobrol lagi dengan ibu tersebut.
"Iya dek, rumahnya ibu diatas sana" sambil nunjuk bukit.
"Wuih.. ibu keren.. bisa kuat naik turun anak tangga yang banyak ini setiap hari". Sumpahh...saya salut banget sama ibu ini. "saya baru sekali naik udah ngosngosan bu"
"Yah gimana lagi dek, buat biaya kuliah anak saya." Dan jawaban ini yang membuat saya super kagum sama ibu ini. Semua yang dilakukan nya untuk anaknya semata. Jadi kangen ibuk. :(
Setelah tragedi kecapekan diatas bukit, saat sampai di wisata sungai saya masih agak pusing dan seperti anak hilang. Tiba-tiba ada ibu penjual makanan menyapa saya,
"mau kemana dek?" 
"saya mau ke air terjun bu" dan ibu tersebut menujukkan jalan menuju air terjun. "dari jembatan wisata sungai belok kanan, ikut jalan anak tangga hingga ketemu pertigaan, turun saja ke sungai dan mengikuti aliran sungai. Nanti ke air terjunnya lewat sungai ya dek." Huahh... ibu nya baik banget. 
Saya istirahat sejenak dan main air di sungai. Saya ambil wudhu di sungai ini dan subhanallah air nya jauhh lebih seger. Disamping saya ada sekelompok anak sekolahan yang sedang main air di sungai.
*ujung anak tangga pertama*
*jembatan*
*wisata sungai*
Tempat wisata sungai biasanya dibuat pengujung mandi, di tempat ini juga tersedia kamar ganti baju. Hati - hati ya kawan kalau mandi di tempat ini karena banyak hewan lintah nya.
Sebelum saya melanjutka perjalan ke air terjun, saya bertanya lagi ke ibu penjual makanan lainnya. Dan petunjuk yang diberikan ibu tersebut sama seperti ibu yang tadi. "Adek mau ke air terjun?" tanya ibu tsbt. "iya bu", 
"sama siapa?" 
"sendirian bu" 
"yakin mau kesana sendirian? hati- hati aja ya dek, banyak monyetnya"
Huahh... kata- kata ibu tadi sempat membuat nyali saya menciut. Ah bodoamat, saya sudah nyampe sini, perjalananan saya tinggal beberapa jalan saja. Saya bulatkan tekat dan keberanian saya lagi. Setelah sampai pertigaan saya bertemu dengan mas-mas yang duduk-duduk disitu.
"mas tau jalan yang ke air terjun lewat mana ya?"
"waduh mbak, saya juga dari tadi muter-muter disini tapi nggak ketemu air terjunnya. saya juga kesasar mbak"
Juedeerr.. ternyata saya juga bertemu dengan pengunjung yang kesasar. Akhirnya saya bergabung dengan mas tersebut untuk melajutkan perjalanan menuju air terjun. Dari pertigaan tersebut saya ke arah kanan menuju sungai, melewati aliran sungai saya bertemu dengan tikungan sungai yang dikelilingi tebing.

"Mas, kok air terjunnya belum juga kelihatan ya. Yakin ini mau dilanjutkan perjalanannya?" tanya saya
"Nanggung mbak udah sampai sini kalau belum ketemu sama air terjunnya"
"eh bentar deh mas, diem o dulu. Kamu denger kayak ada bunyi air jatuh"
"ayuk lanjut terus yuk."
Dan ternyata di balik ujung sungai bertebing tersebut adalah air terjunnya..Akhirnyaa kumenemukanmu...
*air terjun*

*air terjun*

*waktunya kecek-kecek*
#VisitBanyuwangi

Rabu, 17 September 2014

Indahnya Bumi Blambangan (Office View)

Nyerambahi nusantara
Banyuwangi… kulon gunung wetan segara
Lor lan kidul alas angker
keliwat-liwat
Belambangan.. Belambangan

Itulah sepenggal lirik "umbul-umbul blambangan". Sudah 2 tahun saya menetap di kabupaten paling ujung Provinsi Jawa Timur. Yup... Kabupaten Banyuwangi. Blambangan sendiri merupakan kerajaan Hindu yang berkembang dahulu kala di kabupaten ini sehingga banyak yang menyebut Banyuwangi dengan sebutan Bumi Blambangan. Dari batas - batas geografis kabupaten ini sebelah utara kita disambut dengan alas baluran yang terdapat "Asia nya Afrika" yaitu Taman Nasional Baluran, di sebelah selatan ada Alas Purwo yang terkenal dengan mistis nya, di sebelah barat sepanjang mata memandang hamparan Gunung Raung yang berdiri Megah dan keindahannya dapat dinikmatin saat pagi hari, di sebelah timur hamparan lautan Selat Bali. Dan saat matahari terbit pertama di Pulau Jawa, keindahaannya matahari terbit tersebut dapat dinikmati sepanjang pantai Selat Bali sehingga Banyuwangi pun dinobatkan sebagai "Sunrise Of Java".

*sunrise*office*

*sunset*office*

*jetty*selatbali*pantai*
*Office*Gn.Raung*
*Office*
Dan saya menyebut banyuwangi sebagai "Surga Dunia". Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? Semua pemandangan yang eksotis tersebut bisa saya nikmati setiap hari dari jendela ruang kerja saya di kantor. Yup.. sudah 2 bulan saya pindahan ke kantor Baru yang lokasi nya di area pabrik. Dengan leveling tanah yang sedemikian rupa, kita bisa menikmati keindahan alam banyuwangi setiap hari. Dan bagi saya itu ada bonus terindah, saat mulai suntuk dengan pekerjaan, saya hanya perlu memandang keluar jendela ruangan kerja dan sudah terlukis lukisan alam yang bisa dengan seketika menghilangkan penat yang saya alami.
*Gunung Raung di pagi hari*
*Gunung Raung #Sunset *
*Pantai Bulusan #Selat Bali #Top Silo *
*Malam hari*
*Our Office from Top Silo Cement*
Nikmat Tuhanmu yang  manakah yang kamu dustakan?

Photo by Pak Dhe Narko dan Pak Dhe Tatok. :)

#EnjoyBanyuwangi #VisitBanyuwangi

Minggu, 14 September 2014

Taman Suruh

Kalian bingung menghabiskan waktu weekend bersama keluarga dimana? Kali ini saya akan merekomendasikan tempat yang sangat cocok untuk ber-quality time bersama keluarga di akhir pekan yaitu liburan ke Taman Suruh. Taman suruh merupakan pemandian dengan nuansa yang masih alami. Lokasi taman suruh berada di Desa Taman Suruh Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi dan bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi sekitar 15 menit dari Kota Banyuwangi. Kali ini saya solo traveling dari kos saya yang berada di daerah klatak ke Taman Suruh menggunakan sepeda kesayangan saya. Postingan ini juga berisi kenarsisan saya (harap dimaklumi yaa)
Saat kita menuju Taman Suruh, sepanjang perjalanan kita akan disuguhkan dengan Terasiring sawah penduduk dan tak jarang juga kita temukan petani yang sedang bercocok tanam. Karena lokasinya yang berada di Kaki Gunung Ijen, kita bisa menikmati udara yang sangat segar jauh dari polusi udara dan lumayan dingin. Tempat wisata Taman Suruh dibuka untuk umum, lahan parkir yang disediakan oleh pihak pengelola sangat luas dan bisa menampung banyak kendaraan pengunjung. Tiket masuk ke wisata ini sebesar 10.000/orang. Free tiket untuk balita usia dibawah 4 tahun.
*area depan Taman Suruh*
Ketika saya masuk ke wisata ini, saya sempat berdecak kagum dengan pemandangan di wisata ini. Kolam renang dikelilingi pohon kelapa dan terasiring sawah penduduk, komposisi alam yang luar biasa. Subhanallah... Kebanyakan pengunjung rombongan bersama keluarganya. Kebahagian sederhana untuk saya yang solo rantau bisa melihat pengunjung bersama keluarga dan bercengkrama penuh tawa (jadi kangen keluarga di rumah).

Saat memasuki pintu masuk kita disuguhkan dengan wahana outbond yang disediakan gratis untuk pengunjung. Disebelah wahana outbond terdapat tempat peristirahatan untuk pengunjung yang menurut saya sangat eksklusif dan gratis juga.

*aneka penjual makanan*

Kolam renang untuk dewasa dan anak dibuat terpisah. Air di pemandian ini alami dari sumber mata air pegunungan sehingga tak heran akan kita dengarkan rincikan air yang mengalir dari pegunungan. Di wisata ini juga terdapat taman bunga dan tempat bermain untuk anak – anak. Kalian tak perlu khawatir jika kelaparan setelah berendam di pemandian karena banyak penjual makanan yang bisa memuaskan lidah kuliner kalian. Bermacam – macam pedagang makanan di wisata ini mulai dari penjual gorengan yang masih fresh (baru digoreng), penjual kopi atau segala jenis minuman dan makanan.
*tempat istirahat*

*kolam renang*
*jalan menuju bukit*
*pendopo*

Karena konsep dari wisata ini adalah wisata keluarga, maka tak heran jika kita temukan pendopo – pendopo untuk beristirahat. Menurut info dari pengelola wisata ini, karena air di pemandian ini berasal dari sumber mata air pegunungan, sehingga air nya juga bisa berkhasiat membuat awet muda. Hehe..bisa dicoba..
*me*

*me*


*me*

#enjoybanyuwangi #HappyTraveling