Jumat, 19 Desember 2014

Biru

photo by mazcoco; *gili trawangan

Ada tangan Tuhan dalam menuntun ku untuk bertemu dengan suatu hal termasuk bertemu kamu. Aku menyebutnya itu takdir. Aku dan kamu hanyalah sosok asing yang saling dipertemukan dalam rangkaian takdir hidup. Tuhan mempertemukan kita dengan maksud agar kita saling belajar makna eksistensi dan keseimbangan kehidupan. Dan bukan untuk sebuah percintraan.

Senang bertemu denganmu,
Biru itu Laut

Senin, 15 Desember 2014

Pantai Pulau Merah (Red Island)


Pantai Pulau Merah (Red Island), pantai yang berlokasi di Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran, Kab. Banyuwangi. Asal mula nama Pulau Merah berasal dari gundukan Pulau Kecil yang berada sekitar 200 m dari bibir pantai, tanah pada gundukan pulau ini berwarna merah dan ditutupi tumbuhan hijau sehingga tak terlihat warna asli dari tanah tersebut.
Untuk masuk ke pantai ini akan dikenakan tarif, saya dan rombongan kemarin 1 mobil berisi 7 orang dikenakan tarif 40.000 (IDR).

Rute ke Pulau Merah


Perjalanan dari Banyuwangi Kota menuju Pulau merah memakan waktu sekita 1,5 jam. Untuk wisatawan pemula bisa menyewa mobil atau mengikuti paket liburan yang ditawarkan agent di daerah Banyuwangi Kota. Mengingat tidak adanya kendaraan umum menuju tempat ini, kabanyakan wisatawan menggunakan bus rombongan maupun mobil pribadi. Banyak penunjuk arah untuk menuju ke tempat ini, sehingga kalian tak perlu khawatir jika tersesat.

Tempat Surfing

Sejak tahun 2012, Bapak Bupati secara rutin mengadakan kegiatan tahunan International Surfing Competition yang diadakan di Pulau Merah. Kegiatan tersebut diikuti oleh peselancar baik dari dalam maupun luar negeri. Keunggulan dari Pulau Merah ini, ombaknya cocok untuk pemula maupun yang sudah ahli.
Saya pertama kali ke tempat ini tahun 2013, pantai ini masih sepi pengunjung maupun penjual dan kondisi nya sudah berubah sejak Pantai ini masuk dalam daftar investasi pariwisata Banyuwangi. Di pinggir pantai akan banyak ditemui persewaan papan selancar, atau kalian yang masih pemula bisa menyewa jasa pemandu untuk latihan surfing. Setelah puas main air, kalian tak perlu khawatir untuk tempat ganti baju dan mandi, karena di tempat ini juga disediakan untuk umum.

Payung Merah

Saya sempat ternganga melihat perubahan pantai ini, yang dulunya tenang sekarang menjadi rame pengunjung. Di bibir pantai juga disewakan payung merah dan papan tidur untuk kalian yang suka berjemur.

Kuliner makanan

Setelah puas berkeliling pantai, tak ada salah nya mencoba kuliner makanan yang ada di pantai ini, di dekat pantai terjejer banyak penjual ikan bakar, minuman es kelapa muda maupun rujak. Pada kali ini kami memesan 3 es kelapa muda (1 kelapa penuh), 2 rujak dan 1 botol air mineral. Total harga yang harus kami bayar 46.000(IDR). Harga tersebut tergolong murah untuk makanan di tempat wisata dan masih termasuk harga normal makanan di Banyuwangi.

Pura Tawang Alun

Masih di area pantai ini terdapat Pura Tawang Alun, di depan dan di samping Pura banyak terdapat penjual makanan juga.
sumber
Tumpang Pitu

Masih berada di kawasan pantai ini, terdapat Gunung Tumpang Pitu, dinamakan Tumpang pitu karena adanya gundukan gunung sebanyak 7 barisan. Di dalam gunung ini terdapat kandungan emas dan rencananya akan di eksploitasi dan dikelola oleh pihak swasta. Apakah ini ada hubungannya dengan kedatangan Kedubes Amerika yang mengadakan acara thanksgiving di banyuwangi? who knows? Kita berbaik sangka saja terhadap pemerintah.

Sunset

Pantai ini merupakan pantai terbaik menurut saya untuk menikmati sunset. Saat matahari terbenam, cahaya matahari berubah menjadi kemerahan.
sumber
Dan inilah jejak kaki saya di pantai ini. :'))
me

Kamis, 11 Desember 2014

Andromeda

Andromeda

Sejauh itukah dari bumi..
hingga tak terjamah tangan-tangan duniawi..
galaksi pemisah yang terpisah..
memecah-mecah radar yang telah terpisah..

Baru sampai di mars,kau mau kemana?
melangkahi sedna,
kau bersembunyi di sudut alfa tata surya
tak peduli lagi pada batu kerikil didaratan venus
yang kau cari cara mencuri cincin neptunus

Sesaat kau menjelma menjadi bintang jatuh
mengitari semesta memunguti serpihan asa
dihadapanku kau meteor jadi-jadian
indah,namun memporakporandakan

Berjalan-jalan di hamparan angkasa
memetik bintang didahan biduk utara
dipari selatan kau berkejaran
merangkai titik titik sinar cahaya yang kudamba

disanalah kau berkelana dan seolah berkuasa
sejauh ini yang ku bisa hanya terpana
mengagumi seluas lahan luar biasa
yang dilukis sang Pencipta

Bima Sakti... sejauh itukah jarak kita?
kau memutari segala rasa hati
dan aku di sini hanya duduk bersemedi
di satu dimensi yang tak sempat kau singgahi
di Andromeda.. galaksi yang sepi...

Puisi diatas, saya ambil dari salah satu cuplikan puisi di novel yang saya baca waktu kelas 2 SMA dan puisi tersebut tertulis rapi di diary saya. Sejenak, puisi ini membawa saya ke peristiwa ketika jaman SMA. Mari sejenak berjeda.