Kamis, 19 September 2019

City tour with Suroboyo Bus



Bus gani..bus gani..bus gani datang buk..
Tampak dari kejauhan bus berwarna merah yang penampakannya seperti bus gani di salah satu kartun favoritnya "Tayo the little bus". Tatapan takjubnya mengamati bus yang mulai menepi di halte darmo. Satu persatu penumpang turun, bergantian dengan penumpang yang hendak naik. Kali ini tak banyak penumpang yang naik dari halte rs darmo. Dengan ramah, petugas kondektur menyapa. Kami menyerahkan 10 gelas bekas kepada petugas untuk ditukar dengan tiket. Suroboyo bus ini tidak menerima pembayaran dalam bentuk uang melainkan berupa 3 botol besar / 5 botol tanggung / 10 gelas bekas. Suroboyo bus satu - satunya bus yang pembayarannya menggunakan sampah. Selain untuk mengurai kemacetan kota surabaya, bus ini juga nyaman digunakan city tour, seperti yang kami lakukan.

Tiket
Jauh hari sebelum naik suroboyo bus, kami menginstall GOBIS suroboyo bus di playstore. Scan barcode yang ada di halte rs darmo, dengan segera menampilkan track bus terdekat yang akan kami tumpangi.

GoBis Suroboyo Bus
Sopir bus melajukan bus sesuai rute dan dapat secara realtime tracknya dilihat di app. Petugas kondektur memberikan kami tiket yang berlaku untuk 2 jam perjalanan menggunakan suroboyo bus untuk semua rute. Di dalam bus ada kursi prioritas untuk ibu hamil, penumpang wanita, lansia juga penyandang difabel. Di belakang bus, ada rak untuk bikers yang menumpang menggunakan sepeda. Beruntungnya kami menaiki bus ini saat weekday sehingga banyak kursi yang kosong.

Rute tujuan kami yaitu halte grand city. Sepanjang perjalanan mas A banyak bertanya gedung gedung maupun kendaraan yang dilihatnya dari dalam bus. Dia selalu antusias jika melihat Tower Crane yang sedang digunakan untuk pembangunan apartemen atau gedung bertingkat lainnya. Surabayaku...semakin banyak berdiri gedung pencakar langit.

Dengan rute yang kami tempuh, melewati beberapa gedung bersejarah seperti tugu pahlawan maupun beberapa mall. Namun mas A tak begitu tertarik dengan gedung gedung tersebut. Dia lebih tertarik jika berpapasan dengan truck sampah, beragam jenis mobik maupun heavy duty lainnya.

Di dalam bus nggak boleh makan dan minum, sehingga kami lebih banyak bercerita dan mengamati jalanan.


Mari ngene halte pandigiling

Suara dalam bahasa jawa itu memberitahukan setiap halte yang akan dituju berikutnya. Penumpang pun bisa bersiap siap untuk turun.
Di lain kesempatan, kami beruntung mendapatkan bus tumpuk untuk mengantarkan kami ke tempat tujuan. Mas A menyebut bus tumpuk dengan nama bus cito. Jika kalian penggemar tayo sudah pasti kenal dengan bus cito (city tour) ini.

Bus tumpuk
Bus tumpuk a.k.a bus cito a.k.a bus double dekker. Setelah menukar tiket, perlahan kami naik melalui tangga ke bagian atas bus. Kapasitas tempat duduk bus tumpuk ini juga lebih banyak. MashaAllah indah banget dan lebih leluasa untuk mengamati escape pemandangan jalanan dari lantai 2. Secara pribadi, lebih nyaman naik bus tumpuk ini.


Ayo rek numpak suroboyo bus muteri kota suroboyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar