Senin, 01 Februari 2016
Surat Cinta: Jagoan Kecil
Teruntuk keponakan kecilku, Lesti Dwi Puja Pulcherima.
Setiap kehadiranmu di rumah sangat dinantikan mbah kung mu, nak. Kalau kamu merengek untuk pulang, mbah kung mu diam - diam selalu mencari cara agar kamu betah di rumah. Aku beri tahu ya saat kamu pulang dari rumah kemarin, untuk pertama kalinya mbah kung mu bilang padaku , "aku rela luangin semua waktu ku biar dek ima seneng dan betah di rumah. Dia betah karena ada kamu lho nduk. "
Kunjunganmu kali ini sungguh tak biasa, kami sudah hafal kebiasaanmu, biasanya baru sejam datang, kamu sudah merengek pada ayahmu untuk pulang. Seperti biasa saat kita bertemu kamu selalu pinjam hape ku dan melihat koleksi foto ku. Dengan gaya celotehanmu yang khas anak kecil, kamu selalu ingin tau tentang apapun yg ada di gambar dan dengan senang hati aku menceritakan padamu. Matamu sangat berbinar - binar saat kamu melihat foto sekumpulan anak laki - laki di galery ku. Setelah ku jelaskan padamu, dengan riang dan bangga nya dirimu menunjukkan foto tersebut ke ibu, bapak dan mbah kung mu. Kamu sukses membuat wajahku seperti kepiting rebus.
Ternyata kamu sangat antusias sekali dengan cerita di foto tersebut, sampai - sampai kamu berceloteh tentang cerita anak remaja seperti yang kamu lihat di TV dan kamu dengan sukses menggodaku dengan cerita roman picisan tersebut.
Untuk pertama kali nya kamu mau aku abadikan dengan kamera hapeku. Bahkan kamu pun memotret ku balik. Dan galery ku mulai penuh dengan foto selfie kita berdua. Saat aku tunjukkan foto kita ke mbah uti mu, beliau senyum - senyum sendiri melihat ekspresimu dalam foto.
Maafkan aku yang tak pernah bisa menemani mu belajar, saat kamu merengek meminta pensil warna di telpon pun, aku dengan senang hati mengiyakan permintaanmu selama itu mendukung perkembangan motorikmu. Kamu dan pensil warna, seperti dua hal yang tak bisa dipisahkan. Setiap waktu luang mu selalu kamu habiskan dengan pensil warna bahkan kamu pun hafal satu per satu warna yang mulai habis, dan kamu pun akan melaporkan padaku untuk segera dibelikan yang baru.
Sering-seringlah datang ke rumah mbah kung mu, nak. Asal kamu tahu, kamu dan kakak merupakan hiburan bagi mbah kung mu yang semakin menua, apalagi aku sekarang yang berada di perantauan dan tak bisa sering menjenguk mbah kung mu.
Peluk rindu,
Tantemu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
<-- Penggemar surat cinta, salah satunya tulisan ini :)
BalasHapusTerima kasih :)
Hapus