Jumat, 20 Februari 2015

Merindu


Hai.

Sedang apakah kamu disana?  Masih kah seperti biasanya kamu duduk manis di depan televisi menikmati tayangan sinetron kesukaanmu.? Ah.. sehari tak mendengar kabar dari mu rasanya ada yang kurang. Jika aku alpa untuk menelponmu, esok hari nya kamu akan lebih cerewet kepadaku hanya untuk mengingatkanku agar sering memberi kabar pada mu. Diantara celotehanmu, ada kata sederhana yang kau lontarkan jika aku susah dihubungi "syukurlah, mendengar suara mu dari jauh itu sudah cukup". Di setiap telpon mu, seperti biasa diawal percakapan, kamu selalu mengawali dengan menanyakan keadaanku disini "sudah makan?" "Sudah sholat?". Kamu, yang selalu mengkhawatirkan keadaanku.

Dan malam ini, mendengar suara dari ujung telpon saja rasanya tak bisa mengobati kerinduanku. Malam ini, aku bagaikan menonton memori tentang kita. Pikiran ku memberontak menampilkan semua kehangatan tentang kita. Dan aku merindu. Rindu yang teramat sangat. Sungguh, jika kita bertemu, akan ku peluk kamu dengan erat. Inginku sandarkan kepala ku ke pundakmu dan ku ceritakan semua kejadian yang kualami hari ini. Aku merindu dan ingin bertemu dengan mu.

Jarak, padanya yang memberikan jeda. Jarak, padanya kita harus berdamai dengan rasa merindu. Dan seperti biasa, pertemuan adalah hal mewah untuk kita. Dan semakin ku merindu padamu, semakin lama ku bersujud diatas sajadah ku untuk mendoakan mu. Semoga Allah memelukmu dengan doa-doa ku.

Merindu itu artinya aku disini juga harus berjuang dengan keras agar bisa segera mewujudkan bertemu denganmu. Pulang dengan membawa kabar bahagia atas pencapaianku disini. Dan aku pun tahu, kamu pun tak pernah alpa merapalkan namaku dalam doa mu. Kamu pun memelukku dengan doa-doa mu. Semoga aku bisa segera mewujudkanmu.


Banyuwangi, 20 Februari 2015
Anakmu yang merindu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar