Senin, 11 Mei 2015

Sabtu Malam terdampar di Pulau Tabuhan

Ketika seorang sahabat mengajak untuk camp di sebuah pulau, tawaran itu langsung saya iya kan. Pulau itu termasuk di proposal mbolang yang saya ajukan ke ibu. Saya tak hentinya merapalkan syukur, saya percaya penuh selalu ada tangan Tuhan yang mempertemukan saya dengan kalian hingga akhirnya kita akan terdampar bersama di Pulau tersebut. Pulau seluas 5 hektar tersebut tak berpenghuni, nggak ada listrik, nggak ada air tawar dan nggak ada toilet. Pulau ini beberapa bulan terakhir menjadi wisata favorit backpaker lokal maupun asing karena keindahan terumbu karangnya. Di pulau ini, kita juga bisa snorkling, diving maupun mengeksplore hutan. Pulau tersebut bernama Pulau Tabuhan.

Untuk menuju Pulau Tabuhan, kami harus menyebrang menggunakan perahu dari Bangsring Underwater. semua keperluan logistik mulai dari makanan, air mineral, lotion anti nyamuk, kopi dll kami bawa dari Banyuwangi. Perjalananan dari Bangsring Underwater menuju Pulau Tabuhan sekitar 30 menit. Ombak saat itu sedang besar sehingga mempercepat jarak tempuh kami.
*Pulau Tabuhan*

*diatas kapal menuju Pulau Tabuhan*
*Selamat Datang di Pulau Tabuhan*
Perjalanan ini membuat saya berkali - kali merapalkan syukur, Allah menciptakan alam dan se-isi nya untuk tempat mengambil pelajaran dan hikmah. Perjalanan kami selama di Perahu, kami ditemani matahari yang perlahan malu - malu mulai membenamkan dirinya dan pergerakan matahari saat terbenam, gradasi warna langit saat terbenam itu subhanallah keren banget. Allah Maha Besar.


*sunset*

*sunset*sahabat*

 Setelah sejenak istirahat sambil menikmati sunset, kami lanjutkan mulai mendirikan tenda. Ini untuk pertama kali nya saya camp di tenda mini, biasanya kalau saya dan teman - teman kampus camp nya di tenda seperti barak pengungsian (karena kita camp sejurusan :) ). Pengetahuan saya jadi bertambah lagi, ternyata lumayan mudah mendirikan tenda portable ya. Hari mulai malam, di pulau ini tidak ada penerangan sama sekali dari PLN, sehingga kami menggunakan lampu emergency sebagai penerangan. Sensasi sholat di tepi pantai ditemani matahari yang sudah tenggelam maupun matahari yang hendak terbit, hingga seorang sahabat nyeletuk, "kita sholatnya kayak lagi syuting adzan magrib dan adzan subuh lho kak."

Setelah semua persiapan kayu bakar untuk api unggun sudah terkumpul, saat nya kami mulai bakar - bakar ikan, menyeduh kopi, berdiskusi ringan dengan sahabat hingga berujung curhat masal :v. Setelah satu persatu ikan masak, kami mulai makan bersama - sama. Dalam kesederhanaan dan kebersamaan, kopi dan ikan bakar terasa sangat enak dan mewah. Moment kebersamaan inilah yang akan selalu teringat. Nikmat TuhanMu yang manakah yang kamu dustakan?

*para cowok yg sedang bakar ikan*
Setelah perut kami kenyang, kami membuat penggung dadakan untuk baca puisi, main tebak - tebak an dll. Kak ayunk dan kak ira bergantian membacakan puisi - puisi sastra lama dan kami lainnya sebagai penonton.Setelah mini teatrikal, kami berkeliling bersama untuk eksplore pulau ini. Kami dipertemukan dengan salah satu spesies alga yang bisa menyala dalam gelap jika digenggam, cahayanya bagai kunang - kunang dalam temaram, kami baru bertemu dengan alga jenis tersebut untuk pertama kalinya. Kami sangat excited sehingga kami pun berebutan untuk bisa menggenggam alga tersebut. Entahlah, disini waktu terasa cepat sekali. Akhirnya saya dan kak hikmah memutuskan untuk tidur duluan. Saya terbangun karena suara ombak, perahu nelayan dan warga lainnya yang hendak mancing, terlalu eman jika dihabiskan dengan tidur. Saya bergabung dengan sahabat lainnya yang belum tidur dan melanjutkan cerita remeh temeh sambil menikmati ombak laut. Jika kita lihat langit di pantai ini, sungguh keren sepanjang mata memandang hamparan langit dihiasi ribuan bintang yang berkedip bahkan berulang kali saya berkesempatan melihat bintang jatuh. Menjelang tengah malam, kami bertemu dengan bulan merah yang mulai menampakkan dirinya dan itu keren banget. Di tempat ini saya berkali - kali kagum atas ciptaan Allah yang luar biasa keren dan sejenak membuat saya merenung, saya hanya lah satu bagian dari semesta, betapa kecilnya saya dan tidak sepatutnya saya sombong dan mengkhawatirkan ketidakpastian masa depan, Allah sudah meyiapkan alam dan seisinya sebagai pendukung kita untuk berusaha dengan sungguh - sungguh mengerjakan proposal hidup yang sudah kita ajukan kepada Pencipta.

Mahari mulai menampakkan diri, seusai sholat subuh, kami olah raga bersama dan menikmati sunrise bersama. Di pulau ini, ada spot terbaik untuk menikmati sunrise.
*siluet*sahabat*sunrise* fotonya agak ngeblur :(
Sembari menikmati sunrise kami mulai melanjutkan eksplore pulau ini dengan berjelajah dan berkeliling seluruh isi pulau. Kami bertemu dengan reruntuhan bangunan, info dari kak ira, bangunan tersebut merupakan bangunan bekas reruntuhan jaman Belanda, Pulau tersebut dulunya sebagai Pulau pelatihan Belandan yang difungsikan sebagai miniatur Bali dan sebelum Belanda menyerang Pulau Bali, mereka latihannya di Pulau ini.
*reruntuhan bangunan*pada nggak sadar kamera*
Di sepanjang bibir pantai kami bertemu dengan karang - karang yang sudah mati dan kami menemukan karang yang lucu bentuknya.
*karang*
Selagi ada tongsis, yuk dimari selfie. Maafkan yaa kalau kami narsis :v Kamu, kamu, kamu...kalian semua sahabat yang kerennn.
*selfie kita*muka nya pada kucel :3 *
Setelah berkeliling, saat nyaa snorkling. Walaupun sudah berkali - kali snorkling, saya tetap saja nggak jago nafas menggunakan alat bantu snorkling, jadinya saya cuma ngambang menggunakan pelampung. Mbak ira, kapten... makasii sudah dibantu ditarik ke tengah laut untuk lihat terumbu karangnya. Dan kami juga bertemu dengan bintang laut (haii..patrick).
*bintang laut*
Setelah puas berenang, main air, dan akhirnya kelaparan. Dan bisa ditebak kami makan indomie dalam 1 wadah secara bersama - sama dan lahap banget (kayak anak pondok makannya :P)

*me*muka kucel*tapi happy :3*

Waktu terasa cepat banget, waktu sudah mendekati jam penjemputan kapal kami. Setelah berberes - beres bongkar tenda dan bersih - bersih sampah yang akan di bawa ke Banyuwangi, kapal kami tiba. Di pulau ini, tidak ada tempat sampah, sehingga sebaiknya sampahnya dibuang dan dibawa ke Banyuwangi. Jangan tinggalkan apapun, selain jejak kaki. Jangan ambil apapun, selain gambar foto. Buang sampah pada tempatnya ya guys. Selamat berpetualang dan selamat tersesat.

1 komentar: