*pintu masuk* |
Saya berkunjung ke Fort Rotterdam ketika penugasan kantor ke Makassar pada Bulan Desember lalu dan baru bisa mengulas tentang tempat ini. Fort Rotterdam atau nama aslinya Benteng Ujung Pandang (nama lain Makassar) ini merupakan benteng peninggalan Kerajaan Goa-Tallo. Benteng ini masih berdiri kokoh dan letaknya pun masih di pusat kota Makassar dekat dengan Pantai Losari. Untuk masuk ke Fort Rotterdam, pengunjung membayar biaya seikhlasnya tak ada batasannya, selain itu pengunjung harus mengisi buku tamu. Ternyata tak hanya pengunjung lokal saja lho yang datang ke tempat ini, kami juga bertemu dengan 2 orang bule lho.
Benteng ini dibangun tahun 1545 oleh raja Gowa ke X
yakni Raja Tunipallangga Ulaweng. Bahan baku awal benteng adalah tembok
batu yang dicampur dengan tanah liat yang dibakar hingga kering.
Bangunan didalamnya diisi oleh rumah panggung khas Gowa dimana raja
dan keluarga menetap didalamnya. Ketika berpidnah pada masa raja
Gowa ke XIV, tembok benteng lantas diganti dengan batu padas yang
berwarna hitam keras.
Kehadiran Belanda yang menguasai area seputar banda dan maluku,
lantas menjadikan Belanda memutuskan utk menaklukan Gowa agar
armada dagang VOC dapat dengan mudah masuk dan merapat disini.
Sejak tahun 1666 pecahlah perang pertama antara raja Gowa yang
berkuasa didalam benteng tersebut dengan penguasa belanda Speelman.
Setahun lebih benteng digempur oleh Belanda dibantu oleh pasukan
sewaan dari Maluku, hingga akhirnya kekuasaan raja Gowa disana
berakhir. Seisi benteng porak poranda, rumah raja didalamnya hancur
dibakar oleh tentara musuh. Kekalahan ini membuat Belanda memaksa
raja menandatangani "perjanjian Bongaya" pada 18 Nov 1667.
*kakak dila* |
Saya berjelajah kesana dengan kakak dila, kala itu tanggal 31 Desember 2012. Walaupun akhir tahun, situasi benteng tersebut tergolong sepi pengunjung. Mungkin para warga banyak yang beristirahat di rumah untuk mempersiapkan puncak malam tahun baru. Kakak dila (teman yang sudah saya anggap seperti adik sendiri) yang nota bene asli warga Makassar jadi bak tour gate bagi saya. Tempat diatas merupakan lorong jalan menuju atap benteng dan di kiri lorong ada ruangan yang merupakan tempat penjara bagi sekutu. Suasana yang masih sepi pengunjung membuat bulu kuduk kami berdiri. Aura mistik dari tempat ini begitu terasa apalagi ketika melewati lorong tersebut. #serem
*atap benteng* |
Moment liburan akhir tahun, banyak digunakan keluarga - keluarga untuk menghabiskan liburan di tempat ini, muda - mudi juga tak kalah untuk mengunjungi tempat ini untuk ber - pacaran - ria. Sayangnya diantara mereka memanfaat kan tempat ini tidak pada tempatnya. Karena si kakak masih dibawah umur, setiap melihat muda - mudi yang berpacaran, kita langsung ngacir. #kaburrr
Pinisi, yahh itu adalah ikon dari kota Makassar. Di Fort Rotterdam terdapat museum benda - benda peninggalan Kerajaan Goa-Tallo, untuk masuk ke masing - masing museum kita harus membayar Rp 5000/orang. Di benteng ini, juga ada banyak miniatur pinisi lhoo.*kanal Rotterdam* |
Subhanallah keren banget yaa. Kanal Rotterdam ini berbatasan dengan taman yang terletak di samping benteng ini. Taman ini pun sering digunakan untuk jogging oleh warga sekita. Oia, di dekat taman ini atau lebih tepatnya di samping kantor pos ada warung makan soto banjar yang enak lho.
Nice picture kakak. Hehe. Si kakak yang lagi asik menikmati sore Makassar. :) Pose nya bak model yaa.
Ini duo cewek lagi narsis, maklum lah mengabadikan momen. Hehe.
Di depan pintu masuk terdapat banyak penjual Es kelapa muda, cocok banget sebagai pelepas dahaga panasnya Makassar.
Buat yang sedang berkunjung ke Makassar, jangan lupa mampir ke Fort Rotterdam yaa. #VisitMakassar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar