Senin, 09 Maret 2015

Literasi untuk Bongkoran

Pagi - pagi sekali sepeda saya melaju menuju Rumah Baca Sahabat Kecil di daerah Kalipuro, Banyuwangi. Pagi ini agenda teman - teman Rumah Literasi Banyuwangi mempersembahkan Literasi untuk Bongkoran. Setelah semua teman - teman berkumpul di Rumah Baca Sahabat Kecil, perjalanan kami lanjutkan menuju daerah Wongsorejo. Sudah hampir 3 tahun saya menetap di Banyuwangi, namun baru kali ini saya tahu dan berkunjung ke daerah ini. Mobil yang kami kendarai berhenti pada sebuah rumah di daerah pasar Wongsorejo. Untuk menuju bongkoran, dari pasar Wongsorejo, kami dijemput dengan para petani dan melanjutkan perjalanan dengan sepeda motor. Jarak yang harus kami tempuh sepanjang 7 km dengan medan jalanan nya yang berbatuan, licin dan tidak beraspal. Tak jarang sepeda motor teman - teman berkali - kali terjatuh karena licin nya jalanan. Medan jalannya yang luar biasa, untuk pengendara sepeda motor yang belum ahli, sebaiknya jangan mencoba di jalan ini. Oia bongkoran ini letaknya di atas Gunung. Dan akses jalan menuju yang tak beraspal, membuat desa ini hampir terisolasi.

*Bongkoran*

*perjalanan menuju bongkoran*
*perjalanan menuju bongkoran*
Dengan perjuangan perjalanan yang luar biasa, sesampai nya di bongkoran, kami sungguh terharu. Bongkoran mengajarkan kami untuk rasa syukur yang luar biasa atas segala Nikmat yang Allah berikan ke kami. Akses jalan yang tak mudah untuk dilalui, di Bongkoran tidak ada puskesmas, pendidikan yang ada di desa tersebut SD dan SMP terbuka. Dan itulah yang terlintas di pikiran saya saat menginjakkan kaki di desa ini. Jika ada warga yang sedang mengandung dan hendak melahirkan, saat berada di desa bongkoran, kondisi ibu hamil ini normal, namun dengan medan jalan yang luar biasa, saat ibu hamil sudah berada di rumah sakit daerah bawah, tak jarang janin mereka sungsang. Jika ada warga yang sedang sakit parah, sehingga tidak memungkinkan untuk diantar menggunakan sepeda motor ke Rumah Sakit yang letaknya di daerah bawah, mereka diantar menggunakan truk tua milik salah satu warga. Berdasarkan cerita dari salah seorang anak yang sedang duduk di bangku SMP. Tak jarang temannya yang putus sekolah untuk memilih membantu orang tua nya dan remaja perempuannya yang menikah muda.

Letak TK yang terdekat di daerah bawah, sehingga sebagian ibu yang tidak mem-berikan pendidikan TK kepada anak - anak nya, namun pada usia mereka yang baru 5 tahun, beberapa anak ini sudah pintar menulis dan membaca karena ibu mereka lah yang berperan sebagai Guru. Namun dari beberapa anak bongkoran pun ada juga yang masih belum lancar membaca dan menulis walaupun anak tersebut sudah duduk di bangku kelas 6 SD. Ketika kami sampai di Bongkoran, kami disambut dengan wajah anak - anak kecil yang polos dan tulus. Anak - anak kecil ini suka sekali membawa karet untuk dipakai sebagai gelang. Selagi menunggu anak - anak lainnya yang sedang dijemput oleh para petani, kami mulai dengan permainan otak - atik karet gelang.

*permainan karet gelang*
Kedatangan kami bukan hanya disambut hangat anak - anak yang ingin belajar, namun juga para orang tua. Kami awali kegiatan literasi, dengan ice breaking, bernyanyi dan menari bersama yang dipandu oleh kakak - kakak relawan lainnya.
*games*
*nari penguin bersama*
Setelah bermanin dan bernyanyi, kami mulai pembagian kelas. Untuk anak playgroup dan TK dengan kak niken belajar bernyanyi dan mewarnai.

kelas TK dan playgroup


Untuk anak - anak SD belajar membaca dan menulis dengan kak tiwi dan kak hikmah. Untuk anak - anak SMP diberikan pembekalan dengan kak laily.

*kelas SD*
 Pada kesempatan kali ini, kami juga memberikan pembekalan kepada para ibu dan pemeriksaan kesehatan untuk orang tua.

*pembekalan para ibu*

*pemeriksaan kesehatan*
*pembagian alat tulis*
*para relawan dan anak - anak bongkoran*
Bongkoran, ini baru pertama kali nya saya menginjak kan kaki ke tempat ini dan saya jatuh cinta dengan semangat warga untuk maju. Allah kali ini sungguh me-ridhoi langkah kami, Banyuwangi yang beberapa hari ini hujan sepanjang hari dan alhamdulillah selama kegiatan cuaca cerah dan bersahabat dengan kami.

Saat kami harus meninggalkan tempat ini, kepergian kami diiringi dengan kesenduan anak - anak yang tak ingin kami pergi. Bahkan, saat saya mau pamit, ada gadis kecil yang menarik - narik tas saya dan berkata "jangan pulang, kak", mata sendu nya..dan anak tersebut menghujani saya dengan kecupan pipi. Saya sungguh terharu.

Nak, doakan kakak - kakak mu ini agar senantiasa diberikan kesehatan oleh Allah agar bisa kembali lagi ke bongkoran untuk kalian semua.


Kegiatan ini dipersembahkan oleh Rumah Literasi Banyuwangi.

Rumah Literasi Banyuwangi, komunitas yang berisikan anak - anak muda dari berbagai profesi mulai dari dosen, bidan, wartawan, pelajar, dan masih banyak lagi. Mereka anak - anak muda yang bangga JOMBLO namun hafal pancasila, dan mereka lebih meng-galau-kan untuk kepentingan kemajuan daerah nya daripada galau soal asmara. Mereka yang peduli dan mau bergerak bersama untuk perubahan Indonesia menjadi lebih baik lagi. Dan misi kami, 1000 rumah baca untuk Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar