Rabu, 22 Mei 2013

Pentingnya pendekatan personal


Basic saya memang bukan dari pendidikan, saya hanya lah anak teknik yang berusaha bermanfaat untuk orang lain. Kali ini saya ingin berbagi pengalaman mengajar saya. Di sela - sela kegiatan kuliah, tugas dan organisasi - organisasi di kampus, saya mengajar privat semua pelajaran di sebuah rumah di daerah tenggilis mejoyo Surabaya pada malam hari nya. Jarak kos saya yang di gebang menuju ke tenggilis mejoyo jaraknya sekitar 5 km dan saya menempuhnya dengan bersepeda ontel setiap harinya. Hujan dan dinginnya malam tak pernah menyurutkan semangat saya untuk berangkat mengajar, ada perasaan senang setiap saya mengajar.
Saya menemani dek tyas belajar sejak kelas 4 SD, saat kelas 3 SD dek tyas terancam tidak naik kelas karena nilai nya yang kurang hampir di semua pelajaran. Inilah tantangan yang membuat saya semakin semangat untuk menemaninya belajar. Saya melakukan pendekatan personal dan saya menanamkannya ke dia kalau saya bukan hanya sekedar menjadi guru bagi dia tapi saya ingin dia menganggap saya seperti kakak dan sahabat buat dia. Saya memposisikan sebagai sahabat ketika belajar, dia mulai terbuka kepada saya dan setiap di akhir belajar, saya selalu mengadakan sharing dengan dek tyas dan dari hal tersebut lah saya jadi mengetahui semua permasalahan yang menghambatnya dalam belajar selama ini.
Saya percaya bahwa setiap anak bisa selagi ada kemauan dan semangat untuk mengusahakan apa yang kita inginkan. Allah tidak memberikan kepada kita secara cuma – cuma, tapi kita harus berusaha untuk meraihnya dan Allah memberikan yang kita inginkan sebagai reward atas usaha kita. Dek tyas tipe anak yang agak susah menerima pelajaran. Saya menggunakan metode pendeketan personal dan berusaha membuat nya lebih relaks dalam belajar. Ketika seorang anak tertekan dan tegang, dia akan semakin susah untuk memahami pelajaran tersebut. Diawal belajar, kami mengulangi pelajaran yang kami bahas sebelum nya. Dan di akhir pelajaran, saya memberikan beberapa kuis ke dia untuk mengetahui seberapa paham dia dalam menerima pelajaran hari tersebut.
Matematika, pelajaran yang paling susah menurut dek tyas dan nilai nya di mata pelajaran ini bisa dikatakan tidak begitu bagus. Kala itu kecepatan berhitungnya masih lambat. Saya menerapkan menghafal perkalian dan pembagian, sebelum pelajaran dimulai dek tyas menyetorkan 5 hafalan perkalian dan 5 hafalan pembagian. Saya memberikan contoh soal yang paling sederhana hingga dia paham, kemudian memberikan soal yang dimodifikasi. Pemberian pelajaran untuk 1 sub bab bukan hanya sekali atau 2 kali, tapi berkali - kali hingga tertanam konsepnya dan paham. Sebelum loncat ke sub bab berikut nya saya adakan tes. Saya berkata ke dek tyas, jika dia mendapatkan nilai yang sudah kami tentukan, maka saya akan memberikan reward sebagai kerja kerasnya dalam belajar. Dan itu terbukti membuat dek tyas menjadi lebih semangat dalam belajar. Bagi saya reward itu sangat penting sebagai memicu semangat dan penghargaan kita atas upaya nya dalam belajar sehingga sang anak akan merasa di hargai dalam usahanya.
Dalam sehari, saya mengajar 2 mata pelajaran. Sebelum pindah ke pelajaran selanjutnya, kami melakukan permainan jadi agar pikiran kembali fresh. Permainan jari dilakukan selama 5 menit untuk mengembalikan ke fokus an nya.
Dalam proses belajar, peningkatan hasil belajar yang signifikan ada di pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), saya memberikan metode balajar dengan bercerita dan lagu. Seperti ketika pelajaran kerangka tubuh, saya membuatkan dalam bentuk lagu yang diperagakan dengan gerakan menuju ke bagian – bagian tubuh yang disebutkan dan itu berhasil dalam sehari dek tyas sudah hafal diluar kepala. Saya memberikan contoh mengenai bab yang sedang kami bahas menggunakan cerita dalam kehidupan sehari – hari dan hal tersebut membuat lebih mudah dipahami dek tyas.
Dengan metode yang saya terapkan, dek tyas mengalami peningkatan dalam prestasinya. Saat kenaikan kelas 4 dek tyas masuk 20 besar kelas nya dan disaat kenaikan kelas 5 pun begitu naik menjadi 10 besar. Subhanallah, usaha belajar kami membuahkan hasil.
Tak terasa sudah menjelang kenaikan kelas, belajar kami semakin intensif yang semula seminggu 3 kali ditambah menjadi seminggu 4 kali. Selain itu, dek tyas juga mengikuti bimbingan belajar yang diadakan di sekolah. Menurut saya UNAS bagi anak SD tak sepantas nya diadakan. Anak – anak yang seharusnya dalam proses belajar dalam bentuk mengenal dan bermain, sudah di buat stress dengan UNAS, tak terkecuali dek tyas. Diakhir belajar saya selalu memotivasinya dan menenangkan nya bahwa UNAS tak seburuk seperti pemberitaan media (seperti banyak yang tidak lulus). Saya menanamkan keyakinan ke dek tyas, selagi kita berusaha maksimal, Allah akan memudah yang kita impikan.
UNAS sudah berlangsung dan menunggu pengumuman kelulusan lebih mendebarkan. Dan alhamdulillah dek tyas lulus dan diterima di sekolah yang diinginkannya. Setelah UNAS, satu bulan kemudian saya akan menghadapi sidang Tugas Akhir di kampus dan saya memutuskan untuk berhenti mengajar privat untuk sementara waktu. Hingga akhirnya saya juga lulus kuliah dan diterima kerja di sebuah Perusahaan Swata. Saya masih berkomunikasi dengan dek tyas. Hingga pada tanggal 24 Desember 2012 saya mendapatkan kabar kalau dek tyas meninggal dunia karena tak terselamatkan ketika operasi tumor otak. Selamat jalan dek tyas, kamu adek terhebat saya. Semoga Allah menerima mu di sisi Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar