Senin, 21 Oktober 2013

Sebab Mencintaimu (Melepasmu)

“Suatu saat, mencintai adalah hari tanpa seseorang yang engkau sayangi. Sebab, dengan atau tanpa seseorang yang engkau kasihi, hidup harus tetap dijalani” – Tasaro GK

Diujung telpon, engkau disana mengucapkan nya tanpa beban seolah tak ada memori yang terukir tentang kita. Engkau menegaskannya dengan penuh keyakinan bahwa perjalanan kita harus diakhiri dan berhenti pada detik itu. Rasa yang entah itu apa namanya, untuk sebentar menyentuh hati kita, menggoreskan beribu warna dalam sepotong perjalanan, membentuk rasa nyaman, saling mengasihi dan menerlenakan angan ku untuk memiliki mu. Keinginan untuk memiliki mu yang membuat aku susah melepaskanmu. Yahhh... kamu sudah bagai candu, sepotong perjalanan itu membuat aku bergantung pada mu. Rasa nyaman dan perlindungan yang engkau tawarkan sudah mengakar hingga begitu teramat susah bagi ku untuk melalui sisa perjalanan ini tanpa kamu. Pada detik itu juga, tak ada lagi kisah kita.
Sebab mencintaimu adalah melepaskanmu..
Melalui perjalanan baru dengan sisa asa yang sudah terlanjur aku gantungkan kepadamu. Menghapus memori tentangmu tak semudah menghapus tulisan yang salah dengan penghapus. Kisah kita tak akan pernah bisa terhapuskan karena selamanya akan menjadi memori, sepotong kenangan bahwa kamu telah pernah menjadi bagian dari hidupku. Melepasmu adalah proses untuk mengikhlaskan dan meyakinkan kepada diriku bahwa kamu adalah bukan sepenuhnya milikku. Kini, tak ada lagi kamu dalam perjalananku.


Pergilah kasih kejarlah keinginanmu
Selagi masih ada waktu 
Jangan hiraukan diriku 
Aku rela berpisah demi untuk dirimu 
Semoga tercapai segala keinginanmu 
(D'masiv-pergilah kasih)

Memungut sisa asa, memompa dengan semangat baru dan dengan tujuan yang baru. Bukan untuk melupakanmu tapi melepaskan kamu untuk memperoleh kehidupan yang lebih  baik seperti yang engkau impikan.


Mencintaimu adalah mempersiapkan rasa patah hati sejak awal, mempersiapkan bahwa kita pada situasi detik ini. Berjalan di sisa kehidupan mengumpulkan serpihan keping hati dan merangkai nya lagi untuk menjadi utuh. Kini aku menjalani hidupku seperti sebelum aku mengenalmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar