Minggu, 30 November 2014
Bapak, pria ter-romantis untuk putrinya
Fakta yang nggak begitu saya suka yaitu saat usia saya semakin dewasa berbading lurus dengan usia bapak yang semakin menua. Kini usia bapak sudah kepala enam, tapi perhatian dan kasih sayangnya tak pernah berubah. Banyak hal - hal sederhana yang selalu bapak lakukan ke saya yang membuat saya meleleh dan bagi saya itu romantis. Saya akan menceritakan bukti bahwa bapak merupakan pria yang paling romantis untuk putrinya versi saya dan bapak yaa.
Orang pertama yang akan pasang badan untuk putrinya
Masih teringat di benak saya, beberapa tahun terakhir saat saya tiba - tiba harus flight ke luar kota dengan penerbangan paling pagi. Seperti biasa saya selalu menyempatkan singgah di rumah Gresik dan baru berangkat ke juanda pagi - pagi buta. Bagi saya yang sudah terbiasa solo traveling tengah malam, sebenarnya naik angkot sendirian dari rumah pun bukan hal yang begitu menakutkan. Tapi karena kekhawatiran bapak, akhirnya beliau mengantarkan saya dari rumah ke by pass krian. Kami naik angkot berdua dari rumah menuju by pass krian. Dan seperti biasa saat berjalan di jalan raya, beliau selalu memegang tangan saya. Dari raut wajah nya seolah berkata, "tenang nak, ada bapak disampingmu. tak perlu takut untuk menghadapi kerasnya hidup". Bapak menemani saya di by pass krian hingga saya naik ke dalam bus untuk memastikan bahwa saya baik-baik saja.
Bapak yang menunggu dengan setia jika anaknya pulang dari rantau tengah malam
Jika saya pulang dari rantau dengan perjalanan kereta Probowangi dan dengan jadwal nya sedemikian rupa akan membuat saya baru sampai di rumah sekitar jam 12 malam. Bapak selalu menunggu saya di teras rumah, hingga becak yang saya tumpangi sampai di depan rumah. Tak hanya sampai situ aja perhatian bapak, beliau juga sudah menyiapkan nasi goreng kesukaan anaknya dan segelas teh hangat. Walaupun sudah tengah malam, sesampai saya di rumah, kami sekeluarga ndak ada yang langsung tidur. Ritual kecil kami, dengan setianya ibu dan bapak mendengarkan cerita saya selama di perantauan.
Orang terakhir yang tidur hanya untuk memastikan semua anggota keluarga sudah tidur dengan nyenyak.
Bapak, orang terakhir yang tidur dalam keluarga kami. Sebelum saya merantau, kebiasaan kecil bapak yang selalu dilakukan kepada anggota keluarganya termasuk saya yaitu beliau selalu mengecek ke kamar tidur saya untuk mastikan bahwa saya sudah tidur. Tak jarang beliau membenarkan letak selimut saya, menghidupkan obat nyamuk di kamar atau mematikan lampu kamar saya jika saya kecapekan dan langsung tidur seenaknya. Namun seiring dengan pertumbuhan saya menjadi gadis dewasa, tugas - tugas tersebut digantikan oleh ibu.
Mengajak putrinya ke tempat favorit untuk kencan
Bapak selalu mengajak saya berkebun berdua dengan beliau, walaupun sebenarnya saya takut cacing ataupun binatang melata lainnya tapi tetap saja beliau memaksa saya untuk ikut kegiatan berkebun tersebut. Misinya untuk membuat kami berdua semakin akrab, saat berkebun tak jarang beliau menceritakan hal - hal lucu kepada saya. Sejak beliau sakit dan saya harus merantau, hiburan satu - satunya adalah bertani, karena menurut beliau menyatu dengan alam akan kita temukan kedamaian. Saat saya pulang ke rumah, bapak selalu mengajak saya bersepeda berdua ke sawah, saat saya membantu bapak memanen sayuran, tiba - tiba ada ulat di kaki saya dan alhasil karena saya takut ulat dll, saya langsung teriak - teriak di tengah sawah, sejak saat itulah bapak nggak mengijinkan saya untuk masuk ke ladang dan hanya meminta saya menemani nya di pinggir sawah sambil mengamati petani lainnya.
Pengingat tanggal istimewa putrinya
Mungkin sebagian cowok bukanlah ahli sejarah yang bisa mengingat tanggal - tanggal penting orang - orang yang disayanginya. Hal tersebut tidak berlaku untuk bapak, beliau hafal diluar kepala tangal - tanggal istimewa saya.
Mencari tahu segala hal dunia putrinya
Sejak merantau, bapak selalu mencari informasi yang berhubungan dengan saya mulai perkerjaan, kota rantau saya, dan segala hal yang lagi trend di usia anaknya. Kadang saya dibuat terheran - heran, saya selalu nyambung dan se-misi saat ngobrol dengan bapak. Ternyata bapak secara diam - diam suka mencari informasi semua tentang dunia saya kepada teman - temannya. Bahkan teman bapak kebanyakan juga seusia saya. Inilah yang membuat saya tidak bisa berbohong kepada bapak, kadang tanpa saya cerita detail, beliau sudah sangat paham kondisi yang saya alami.
Note:
Walaupun raga kita tak bisa bertemu, doaku selalu untukmu bapak. Cepet sembuh yaa bapak. Adek akan pulang secepatnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar