Rabu, 10 April 2013

Sehat itu Indah

Kala itu ketika saya semester 4, saya merasakan nyeri di daerah sensitif wanita. Setelah saya perikasakan ke klinik kampus, hasilnya sungguh mencengangkan dan dokternya pun kaget. Saya di vonis mengidap tumor atau nama kedokterannya FAM dan tumor tersebut harus segera diambil karena jika tidak diambil akan semakin membuat buruk keadaan saya. Keluar dari klinik tersebut, saya menghubungi ibu saya dan ibu saya khawatir. Sore itu juga saya pulang ke rumah dan memeriksakan keadaan saya di Rumah sakit dekat rumah saya dan saya dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap untuk proses pengangkatan tumor tersebut. Tes pertama yang harus saya lakukan yaitu tes darah. Tes nya berupa pengambilan darah dan pemeriksaan telinga. Hasil tes nya bisa diambil saat tes kedua. Selanjutnya saya harus tes rontgent. Dan hasilnya baru dapat diambil saat check up minggu berikutnya. Setelah hasil tes nya keluar. Seminggu berikutnya saya operasi pengangkatan. Selama operasi ibu dan bapak saya dengan cemas menunggu saya di depan ruang operasi. Sungguh saya tak tega melihat ibu dan bapak saya harus mengalami kekhawatiran - kekhawatiran akan kesehatan saya ini. Selama proses pemulihan, ibu saya dengan setia menunggu disamping saya dan tak pernah meninggalkan saya. Peluh capek tergurat dari wajahnya namun beliau tetap tersenyum dan terkadang menghibur saya dengan candaan - candaan yang sebenarnya tak lucu. Namun itulah ibu kita, selalu berusaha membuat anaknya tersenyum dalam kondisi apa pun. Dalam proses penyembuhan saya harus seminggu istirahat total. Dan setelah operasi setiap 2 hari saya harus ke rumah sakit untuk membersihkan bekas operasi saya dan check up rutin. Hingga 4 kali check up pasca operasi, saya sudah dinyatakan sembuh. Alhamdulillah.
Posisi saya waktu itu berada di surabaya dan rumah sakit nya di krian. Sehingga setiap check up saya harus PP (Pulang Pergi) Surabaya - Krian. Ada sosok yang sangat berjasa dalam kondisi ini selain orang tua saya. Dia kekasih hati saya kala itu, dia mengorbankan waktu, tenaganya untuk membuat saya tak terlambat check up. Dia yang menemani saya check up. Dia yang mau menerima kondisi saya yang sudah bisa dikatakan tidak normal ini. Dan dia lah yang bisa menerima saya apa adanya ini. Makasih yaaa.
Pasca 1 tahun operasi, saya rasakan benjolan tumor itu muncul lagi dan jumlahnya lebih banyak dari pada kondisi awal. Setelah saya periksakan ke dokter, dokter menyarankan untuk pengangkatan LAGI. Saya masih lajang, dan saya ingin menjadi wanita normal yang bisa melahirkan dan menyusui secara normal. Masih 1 tahun, sudah tumbuh lagi dan perkembangannya bombastis. Saya sempat down karena kondisi ini. Dalam setiap sholat saya, saya memohon ampun atas segala perbuatan yang saya perbuat. Dan inilah akibat dari perbuatan yang sudah saya perbuat. Ya ALLAH.. Ampuni hambamu ini..
Namun saya tak boleh larut dalam kesedihan yang akan membuat kondisi saya akan semakin menurun. Saya tekatkan saya akan sembuh tanpa operasi. Kini saya terapi secara tradisional dengan setiap hari saya mengurang MSG, meminum daun sirsak (yang rasanya sungguh tak enak), xamthone suplement pencegah kanker , pola hidup yang sehat, minum air yang cukup dan jangan STRESS. Dan alhamdulillah kini benjolan itu mulai mengecil namun tak hilang sepenuhnya. Terkadang terasa sakit nyeri ketika kecapekan dan pikiran stress. Kesehatan bagi saya hal yang sangat mahal. Dan sehat itu indah teman. Bersyukurlah kalian yang masih diberi kesehatan secara gratis sama ALLAH.
Ya ALLAH ijinkan lah saya menjadi wanita normal, ibu bagi anak - anak saya kelak. Aminn.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar